Senin, 31 Januari 2011

Cerita Dongeng Si Cepuk

Si Cepuk


Di Dalam hutan belantara hiduplah  seekor burung kesepian yang bernama si Cepuk. Suatu hari si Cepuk mendapatkan sebuah ide, yang menurut dia sangat bagus. Ide si Cepuk ialah mengajak teman-temannya kerumah putri raja untuk mengambil emas yang akan digunakan sebagai penghias sangkar burung mereka.

Perjalanan si Cepukpun dimulai, dia mulai bernyanyi untuk memanggil teman-temannya yang lain; Puk...puk...puk..., begitulah nyayianya. Dia berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain sambil terus bernyanyi. Panggilan nyanyiannyapun berhasil, karena tak lama kemudian terdengar nyanyian sahutan dari burung Ketingting. Puk..puk...,  Puk..puk...Ting.

Setelah bertemu dengan burung Ketingting, si Cepuk menyampaikan idenya. Katanya kepada burung Ketingting; "Hei.. Ketingting, maukah engkau ke rumah putri raja untuk mengambil emas untuk memperindah sangkar kita?".  Ajakan si Cepukpum langsung diterima oleh Ketingting. "Tapi nyanyian kita belum bagus, belum enak di dengar kata si Cepuk, ayo kita mencari teman yang lain". " Baiklah; kata Ketingting".

Setelah itu mereka pergi ke hutan yang lainnya sambil bernyanyi dan berharap ada sahutan dari burung yang lain.  Puk...puk...Ting.   Puk...puk...Ting, begitulah nyanyian mereka.  Dan tidak lama kemudian terdengar sahutan dari burung yang lain. Puk...puk...Ting.   Puk...puk...Ting...Karak-karak.  Ternyata yang menyahut adalah burung Karak-karak.  Kemudian Si Cepuk Dan Ketingtingpun menyampaikan ide mereka."Hei.. Karak-karak, maukah engkau ke rumah putri raja untuk mengambil emas untuk memperindah sangkar kita?".  Ajakan si Cepukpum langsung diterima oleh Karak-karak. "Tapi nyanyian kita belum bagus, belum enak di dengar kata si Cepuk, ayo kita mencari teman yang lain". " Baiklah; kata Karak-karak".

Kemudian mereka pergi ke hutan yang lainnya sambil bernyanyi dan berharap ada sahutan dari burung yang lain.  Puk...puk...Ting...Karak-karak, begitulah nyanyian mereka.  Dan tidak lama kemudian terdengar sahutan dari burung yang lain. Puk...puk...Ting...Karak-karak.   Puk...puk...Ting...Karak-karak...Gendang.  Ternyata yang menyahut adalah burung Gendang.  Kemudian Si Cepuk Dan yang lainpun menyampaikan ide mereka."Hei.. Gendang, maukah engkau ke rumah putri raja untuk mengambil emas untuk memperindah sangkar kita?".  Ajakan si Cepukpum langsung diterima oleh Gendang. "Tapi nyanyian kita belum bagus, belum enak di dengar kata si Cepuk, ayo kita mencari teman yang lain". " Baiklah; kata Gendang". 

Lalu mereka pergi ke hutan yang lainnya sambil bernyanyi dan berharap ada sahutan dari burung yang lain.  Puk...puk...Ting...Karak-karak...Gendang, begitulah nyanyian mereka.  Dan tidak lama kemudian terdengar sahutan dari burung yang lain. Puk...puk...Ting...Karak-karak...Gendang.   Puk...puk...Ting...Karak-karak...Gendang...Tur.  Ternyata yang menyahut adalah burung Tur.  Kemudian Si Cepuk Dan yang lainpun menyampaikan ide mereka."Hei.. Tur, maukah engkau ke rumah putri raja untuk mengambil emas untuk memperindah sangkar kita?".  Ajakan si Cepukpum langsung diterima oleh Tur. "Tapi nyanyian kita belum bagus, belum enak di dengar kata si Cepuk, ayo kita mencari teman yang lain". " Baiklah; kata Tur".

Tak lama menunggu, mereka lansung pergi ke hutan yang lainnya sambil bernyanyi dan berharap ada sahutan dari burung yang lain.  Puk...puk...Ting...Karak-karak...Gendang...Tur, begitulah nyanyian mereka.  Dan tidak lama kemudian terdengar sahutan dari burung yang lain. Puk...puk...Ting...Karak-karak...Gendang...Tur.   Puk...puk...Ting...Karak-karak...Gendang...Tur...Betulo-tulo.  Ternyata yang menyahut adalah burung Betulo-tulo.  Kemudian Si Cepuk Dan yang lainpun menyampaikan ide mereka."Hei.. Betulo-tulo, maukah engkau ke rumah putri raja untuk mengambil emas untuk memperindah sangkar kita?".  Ajakan si Cepukpum langsung diterima oleh Betulo-tulo. "Sekarang nyanyian kita sudah bagus, sudah enak di dengar kata si Cepuk, dan mari kita pergi kerumah putri raja". " Baiklah; kata burung-burung yang lain".

Akhirnya setelah mereka berenam dan merasa sudah lengkap, pergi menuju rumah putri raja sambil terus bernyanyi; Puk...puk...Ting...Karak-karak...Gendang...Tur...Betulo-tulo.  Puk...puk...Ting...Karak-karak...Gendang...Tur...Betulo-tulo. Tak lama kemudian sampailah mereka di jendela samping istana dan nyanyian merekapun terdengar oleh putri raja.  "Wah! Bagus sekali suara itu, dari mana datangnya. Kata Putri".  " Dari luar jendela putri, jawab dayang-dayang".  Jendelapun dibuka oleh putri raja, dan putripun terkejut melihat burung-burung yang berwarna warni dan memiliki suara yang bagus dan enak di dengar.

Kemudian putri ingin menangkap burung-burung tersebut dan minta tolong dengan pengawal membuat perangkap dari sangkar kayu yang diberi makanan yaitu biji jagung.  Melihat sangkar yang dibuat putri, si Cepuk berbicara kepada teman-temannya; " Ayo kita masuk ke dalam sangkar dan jangan memakan makanan itu kecuali emas".  "Baiklah"; kata teman-teman si Cepuk.  Merekapun masuk satu persatu sambil bernyanyi; Puk...puk...Ting...Karak-karak...Gendang...Tur...Betulo-tulo.  Puk...puk...Ting...Karak-karak...Gendang...Tur...Betulo-tulo.  Lalu sangkar ditutup oleh putri. Tetapi selama dalam sangkar burung-burung itu tidak mau makan, putripun merasa kasihan dan memberi makan langsung dari tangan putri.  Ketika makanan di tangan putri, burung-burung tersebut bukan makan biji jagung melainkan mematuk cincin emas yang di pakai putri. Tanpa pikir panjang putri memerintah pengawal untuk mengambli emas dan memberikan ke burung-burung tersebut.

Burung-burung makan dengan tenang dan tidak berebutan. Putripun merasa senang.  Pada malam harinya burung-burung tadi, melarikan diri dengan cara mematuk sangkar dari kayu. dan putri raja sangat terkejut keesokan harinya dan putri di tegur oleh raja.

Si cepuk dan teman-temannya hinggap di tempat sangkar yang besar dan memuntahkan emas yang pura-pura mereka makan.  Teman-teman si cepuk puas dan merasa cukup dengan apa yang mereka peroleh, tetapi si Cepuk tidak puas dam merasa dia lebih sedikit dibandingkan dengan yang lain, padahal emas yang mereka peroleh dari putri raja adalah sama banyaknya.  Lalu si Cepuk mengajak teman-temannya untuk pergi ke rumah putri raja lagi, tetapi teman-temannya menolak mereka beralasan bahwa emas yang mereka dapat sudah cukup untuk menghias rumah mereka.

Si Cepuk memutuskan akan pergi sendiri kerumah putri raja.  Sampai di jendela samping istana si Cepuk mulai bernyanyi; Puk...puk.  Puk...puk, begitulah nyanyiannya.  Tak lama nyanyian terdengar oleh Raja, dan memerintahkan pengawal untuk membuat perangkap dari besi.  Si Cepuk tidak menyadari hal itu, dan akhirnya si Cepukpun tertangkap lalu di hukum oleh Raja. Itulah hukuman bagi yang suka serakah.